Selasa, 10 April 2012

Bunga Kamboja, Penyegar bagi Penyandang Autis

Bunga kamboja banyak dijumpai di areal pemakaman. Di Bali, bunga ini banyak dipakai sebagai pelengkap untuk acara keagamaan. Dipadu dengan bunga lotus, bunga kamboja memiliki efek positif bagi anak-anak autis.

Bunga kamboja (Plumeria acuminata ait) bisa ditemui dalam beberapa warna. Selain putih, ada pula kamboja warna merah atau kuning. Bunga ini berasal dari jenis pohon bercabang banyak. Dengan tinggi yang beragam, mulai tiga sampai tujuh meter, pohon kamboja terkenal banyak getahnya.
Uniknya, selain batang pokoknya besar, terkadang pohon ini tumbuh membengkok dengan kayu keras, dan cabang-cabang gemuk berdaging. Pada cabang yang masih muda dan lunak sering ditemui tangkai daun yang terlepas. Daunnya pun tumbuh tunggal, memiliki tangkai panjang, dan bergerombol di ujung dahannya. Bentuk daun rata-rata runcing dan kaku. Panjangnya antara 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm.

Bunga kamboja yang juga disebut bunga samoja (Sunda), cempaka kubur (Sumatera), atau bunga jabun (Bali) ini dikembangbiakkan dengan stek batang atau biji. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis, biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman-taman, kuburan, atau tumbuh liar. Pohon kamboja bisa ditemukan pada dataran berketinggian 1-700 meter di atas permukaan laut.

Untuk gangguan psikis
Untuk pengobatan alternatif, mulai dari daun hingga bagian lainnya (cabang, ranting, dan pohon), dipercayai bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Keharuman bunga kamboja sendiri diyakini sanggup memberikan kesejukan bagi pemilik atau yang sekadar memetiknya. Karena itu, menurut Tom Suhalim, seorang pakar energi bunga dan ahli penyembuhan melalui aura manusia, bunga kamboja dinilai menyimpan efek aromaterapi yang bermanfaat bagi anak penyandang autis.

"Dipadu dengan bunga lotus, bunga kamboja bisa menjadi aromatherapy untuk anak-anak autis. Bisa ditaruh ruangan belajar atau kelas khusus untuk anak-anak autis yang sedang belajar," jelas Tom Suhalim.

Pendapat itu dibenarkan oleh Dr Amarullah H Siregar, DIHom, DNMed, MSc, PhD, ahli naturopati di Jakarta. Bunga kamboja, katanya, lebih dikenal sebagai eternal parfum sehingga bunganya sering diindikasikan sesuai untuk menangani kasus-kasus yang mengarah pada gangguan psikis, seperti kelelahan mental, relaksasi pada lelah fisik, agresivitas berlebihan, dan juga sebagai obat penenang. Namun diingatkan, efek yang diperoleh sangat bersifat individual dan tergantung status medis orang per orang.

"Secara ilmiah, kegunaan bunga kamboja secara langsung belum ada penelitian. Tetapi sebagai preparat medis, yang sering digunakan adalah getahnya. Yaitu untuk bisul, pembengkakan pada kaki, sakit gigi, edema, gangguan buang air kecil, pencahar, diare, dan batu," jelas Dr Siregar.

Dr Siregar juga menambahkan, karena sifatnya sangat terapeutik, maka dosis penggunaan sangat individual. Tergantung kasus penyakit yang mendasari. Bahkan, menurutnya, pada dosis yang tidak sesuai atau berlebih bisa bersifat toksik atau racun.

Radang dan kapalan
Menurut berbagai literatur, efek lain yang bisa didapatkan bila kita mengolah bunga kamboja untuk obat ialah sebagai penurun panas (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), menghentikan batuk (antitusif), dan menghilangkan hawa panas. Sedangkan kulit kayu pohon kamboja dipercaya bisa melancarkan buang air besar bagi mereka yang sembelit. Caranya adalah dengan mengeringkan atau menjemur bunga, getah, daun, kulit batang atau akarnya.

Profesor Hembing Wijayakusuma sendiri dalam bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, seluruh bagian pohon kamboja memang bermanfaat untuk pengobatan, antara lain, bisa untuk mencegah pingsan, radang usus; disentri basiler; gangguan pencernaan; gangguan penyerapan makanan pada anak; radang hati; radang saluran napas, jantung berdebar, TBC, cacingan, sembelit, kencing nanah, beri-beri, kapalan, kaki pecah-pecah, sakit gigi, tertusuk duri atau beling, bisul, dan patekan.

*> Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar