Bunga kamboja banyak dijumpai di areal pemakaman. Di Bali, bunga ini
banyak dipakai sebagai pelengkap untuk acara keagamaan. Dipadu dengan
bunga lotus, bunga kamboja memiliki efek positif bagi anak-anak autis.
Bunga
kamboja (Plumeria acuminata ait) bisa ditemui dalam beberapa warna.
Selain putih, ada pula kamboja warna merah atau kuning. Bunga ini
berasal dari jenis pohon bercabang banyak. Dengan tinggi yang beragam,
mulai tiga sampai tujuh meter, pohon kamboja terkenal banyak getahnya.
Uniknya,
selain batang pokoknya besar, terkadang pohon ini tumbuh membengkok
dengan kayu keras, dan cabang-cabang gemuk berdaging. Pada cabang yang
masih muda dan lunak sering ditemui tangkai daun yang terlepas. Daunnya
pun tumbuh tunggal, memiliki tangkai panjang, dan bergerombol di ujung
dahannya. Bentuk daun rata-rata runcing dan kaku. Panjangnya antara
20-40 cm, lebar 6-12,5 cm.
Bunga kamboja yang juga disebut bunga
samoja (Sunda), cempaka kubur (Sumatera), atau bunga jabun (Bali) ini
dikembangbiakkan dengan stek batang atau biji. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika tropis, biasa ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan,
taman-taman, kuburan, atau tumbuh liar. Pohon kamboja bisa ditemukan
pada dataran berketinggian 1-700 meter di atas permukaan laut.
Untuk gangguan psikis
Untuk
pengobatan alternatif, mulai dari daun hingga bagian lainnya (cabang,
ranting, dan pohon), dipercayai bisa menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Keharuman bunga kamboja sendiri diyakini sanggup memberikan
kesejukan bagi pemilik atau yang sekadar memetiknya. Karena itu, menurut
Tom Suhalim, seorang pakar energi bunga dan ahli penyembuhan melalui
aura manusia, bunga kamboja dinilai menyimpan efek aromaterapi yang
bermanfaat bagi anak penyandang autis.
"Dipadu dengan bunga
lotus, bunga kamboja bisa menjadi aromatherapy untuk anak-anak autis.
Bisa ditaruh ruangan belajar atau kelas khusus untuk anak-anak autis
yang sedang belajar," jelas Tom Suhalim.
Pendapat itu dibenarkan
oleh Dr Amarullah H Siregar, DIHom, DNMed, MSc, PhD, ahli naturopati di
Jakarta. Bunga kamboja, katanya, lebih dikenal sebagai eternal parfum
sehingga bunganya sering diindikasikan sesuai untuk menangani
kasus-kasus yang mengarah pada gangguan psikis, seperti kelelahan
mental, relaksasi pada lelah fisik, agresivitas berlebihan, dan juga
sebagai obat penenang. Namun diingatkan, efek yang diperoleh sangat
bersifat individual dan tergantung status medis orang per orang.
"Secara
ilmiah, kegunaan bunga kamboja secara langsung belum ada penelitian.
Tetapi sebagai preparat medis, yang sering digunakan adalah getahnya.
Yaitu untuk bisul, pembengkakan pada kaki, sakit gigi, edema, gangguan
buang air kecil, pencahar, diare, dan batu," jelas Dr Siregar.
Dr
Siregar juga menambahkan, karena sifatnya sangat terapeutik, maka dosis
penggunaan sangat individual. Tergantung kasus penyakit yang mendasari.
Bahkan, menurutnya, pada dosis yang tidak sesuai atau berlebih bisa
bersifat toksik atau racun.
Radang dan kapalan
Menurut
berbagai literatur, efek lain yang bisa didapatkan bila kita mengolah
bunga kamboja untuk obat ialah sebagai penurun panas (antipiretik),
peluruh kencing (diuretik), menghentikan batuk (antitusif), dan
menghilangkan hawa panas. Sedangkan kulit kayu pohon kamboja dipercaya
bisa melancarkan buang air besar bagi mereka yang sembelit. Caranya
adalah dengan mengeringkan atau menjemur bunga, getah, daun, kulit
batang atau akarnya.
Profesor Hembing Wijayakusuma sendiri dalam
bukunya Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia, seluruh bagian pohon kamboja
memang bermanfaat untuk pengobatan, antara lain, bisa untuk mencegah
pingsan, radang usus; disentri basiler; gangguan pencernaan; gangguan
penyerapan makanan pada anak; radang hati; radang saluran napas, jantung
berdebar, TBC, cacingan, sembelit, kencing nanah, beri-beri, kapalan,
kaki pecah-pecah, sakit gigi, tertusuk duri atau beling, bisul, dan
patekan.
*> Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar