Jika Anda termasuk tipe orang yang sangat mudah sakit hati, mungkin Anda
harus curiga mempunyai gen sakit hati. Gen sakit hati ini membuat
seseorang mudah sakit psikis dan fisiknya.
Peneliti juga menemukan hubungan yang jelas antara sakit hati dan sakit
fisik terhadap orang yang memiliki gen sakit hati. Seseorang yang baru
dipecat atau dicampakkan kekasihnya tidak hanya akan tersiksa batinnya
tapi juga fisiknya akan sakit-sakitan jika dilahirkan dengan gen pemicu
sakit hati.
Menurut peneliti dari University of California-Los Angeles, beberapa
orang dilahirkan dengan gen pembuat sakit hati tersebut. Dalam studinya
peneliti melakukan survei terhadap 122 partisipan untuk mengetahui
seberapa sensitif seseorang terhadap sebuah penolakan.
Setelah melakukan scan otak dan tes air liur, diketahui bahwa
mereka yang lebih mudah sakit hati punya sebuah penanda genetik yang
sama. Di sisi lainnya, gen tersebut juga akan mempengaruhi bagian otak
yang mengontrol rasa sakit, dimana rasa sakit akan lebih mudah terasa.
Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang lebih rentan
sakit-sakitan ketika sedang patah hati atau mengalami penolakan, bukan
karena faktor psikologisnya yang membuat demikian, tapi memang ada gen
pemicunya.
"Penemuan in bisa memunculkan obat baru yang bisa membuat seseorang
tidak cepat sakit hati dan mengurangi sakit fisik akibat perasaan yang
tidak enak," kata psikiater Markus Heilig seperti dilansir Doublex, Selasa (29/12/2009).
Dalam American Psychological Association, psikolog Naomi
Eisenberger yang juga terlibat dalam studi tersebut mengatakan,
"Terkadang seseorang sulit menerima kenyataan bahwa ia adalah tipe orang
yang mudah sakit hati, tapi dengan fakta biologis bahwa ia memiliki gen
sakit hati, semuanya akan lebih mudah diatasi".
Untuk itu, beberapa orang yang mudah sakit hati sebaiknya mulai berlatih
mengontrol emosi agar fisiknya juga tidak ikut-ikutan sakit.
"Jika Anda termasuk tipe orang yang sangat mudah sakit hati, mungkin
Anda harus curiga mempunyai gen sakit hati ini. Langkah selanjutnya
adalah mengantisipasi kelemahan itu dengan menyesuaikan sikap,
menghindari kata-kata menghina dan ambil nafas dalam-dalam, maka
semuanya akan berjalan normal kembali," tutur Naomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar